Selasa, 28 Desember 2010

Rencana Allah Pasti Indah


Rencana Allah Pasti Indah

Ketika masih kecil, aku melihat ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku bilang padanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang yang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangku dan berkata dengan lembut:

"Anakku, lanjutkanlah saja permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman
ini. Nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."

"Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut
menurut pandanganku?"

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari ke sini, dan duduklah di pangkuan ibu."


Waktu aku lakukan itu, aku sungguh heran dan kagum melihat bunga-bunga yang
indah, dengan latar belakang pemandangan mentari yang sedang terbit. Sungguh indah sekali. Aku hampir tak percaya melihatnya, karena dari bawah, yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata,

"Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, dan ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan."


Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah,


"Allah, apa yang Engkau lakukan?"

Ia menjawab: "Aku sedang menyulam kehidupanmu."
Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"


Kemudian Allah menjawab, "Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga
menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."

***


Subhanallah...
Beruntunglah orang-orang yang mampu menjaring ayat indah Allah dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Allah berkenan menumbuhkan kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai kejadian-kejadian dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu.


Wallohu'alam.

Minggu, 05 Desember 2010

Optimis & Ihtiar

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.' (QS. at-Talaaq : 2, 3)
  • Bersikaplah optimis karena optimis tertanam keyakinan akan datangnya kesembuhan ketika sakit, keyakinan akan datang kesuksesan ketika gagal, keyakinan akan datang bahagia ketika sedang bersedih, keyakinan akan datang kemuliaan ketika sedang... terpuruk. Keyakinan bahwa semua penderitaan akan berakhir dengan baik. Keyakinan akan dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup dan hilangnya semua kesedihan maka menumbuhkan harapan dan percaya diri yang dapat menolak berbagai macam prasangka buruk yang menyebabkan putus asa, perasaan bersalah dan lemah tak berdaya yang membuat kita depresi serta jauh dari rahmat Allah.
  • Betapa indahnya bila kita bersikap optimis, yang membukakan pintu kebahagiaan, harapan dan ketenangan hati terhadap rasa pedih, menghimpun segala kekuatan dan membangkitkan semangat untuk mendapatkan pertolongan Allah. 'Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (QS. al-Insyiraah : 5-6).
  • Jadi, kita tidak perlu merasa keberhasilan datangnya terlambat, tidak menjadikan diri kita menderita dan tidak gelisah menghadapi masa mendatang karena segala urusan dalam hidup kita berada dalam genggaman Allah. Berserah diri kepada Allah seluruh tubuh, pikiran, jiwa dan hidup kita kepada Allah, mengakui diri kita tidak memiliki daya dan upaya kecuali hanyalah Allah semata. Sikap inilah yang menumbuhkan optimis dalam hidup kita.
  • Semua cobaan yang ada, adalah ujian untuk menaiknya derajat kita. !
  • Oleh karena itu, selalu berusaha dengan Maksimal dan Optimis !
  • InsyaAllah badai pasti berlalu dengan Senyum kebahagian kita !
  • Amiiien ... Ya Allah Ya Mujiib Yang Maha Mengabulkan Do’a dan permohonan kita !


by: M. A.S.


Senin, 15 November 2010

BerQurban dengan Ikhlas hanya karena Allah


Bismillahir Rahmaa nir Rahiiim,
Sebagai Rosul-Nya Nabi Muhammad SAW bersabda, dalam satu hadist yang diriwayatkan Muslim RA. :
Nabi Muhammad SAW berkurban dengan dua ekor kibas berwarna putih agak kehitam-hitaman yang bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri, seraya menyebut asma Allah dan bertakbir (bismillahi Allahu akbar). Beliau meletakkan kaki beliau di atas belikat kedua kambing itu ketika hendak menyembelih. (Shahih Muslim No.3635)

Berqurban merupakan upaya hamba untuk dekatkan diri kepada Allah,

Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman :

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (Q.S. Al Hajj 22:37)

Menyembelih binatang ternak (qurban) seusai Shalat Idul Adha, mengandung makna yang dalam . Ada 2 makna yang terkandung didalamnya.

Yaitu sebagai lambang kedekatan Hamba dengan Khalik-Nya dan pengorbanan terhadap kepentingan lahiriyah. Secara lahiriah, qurban yang disembelih bukan hanya rutinitas sosial (kepedulian) yang biasa dilakukan setiap tahun sekali. Namun secara historis, hal itu merupakan bentuk perlambang kecintaan hamba kepada Rabb-Nya sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada Nabi Ismail AS.

Dalam satu hadistnya, Rasulullah SAW bersabda :

"Sebaik-baik amal Bani Adam bagi Allah di Hari Idul Adha adalah menyembelih hewan qurban” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Di dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman,

"Bukanlah unta-unta itu yang dapat mendekatkan kamu dengan Allah. Tapi ketaqwaan yang ada pada diri kamulah yang dapat mencapainya " (QS : AI Hajj: 37).

Dari keterangan diatas, sudah sangat jelas bahwa menyembelih qurban merupakan bentuk perlambang. Sedangkan makna keimanan dan ketaqwaan yang tersirat di balik perlakuan penyembelihan hewan qurban itulah hikmah yang paling utama.

Selain itu isyarat pentingnya keimanan dan ketaqwaan dalam berqurban juga merupakan bentuk ujian perlawanan atas kepentingan sesaat bersifat duniawi yang nampak menggiurkan di depan mata. Hawa nafsu sebagai panglima kepentingan duniawi membuat manusia berat untuk melakukan perintah Allah. Oleh sebab itu, berqurban sebagai bentuk pelaksanaan perintah Allah Swt dengan hanya mengharap ridho-Nya adalah simbol pendekatan terbaik seorang hamba.


"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah". (Q.S. Al-Kautsar 108:1-2)

Mari kita petik hikmah dari Nabi IBRAHIM AS, ISMAIL AS., dan Bunda SITI HAJAR :
  1. Keyakinan untuk Pasrah Kepada Kehendak ALLAH SWT.
  2. Bersatunya keluarga melawan musuh utama kita yaitu SETAN, dan
  3. Berkorban baik Pikiran, Perasaan maupun harta benda untuk Meraih SESUATU Yg Lebih Tinggi.
INSYA ALLAH, semoga hikmah diatas dapat kita renungkan, diresapi dalam-dalam, sehingga bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Persiapkan seluruh potensi yang kita miliki. Baik potensi ruhiyah, fikriyah maupun finansial.


Selamat Hari Raya Idul Adha 1431 H .

Mohon maaf lahir dan batin.

Selamat meneladani Nabi Ibrahim AS,
Semoga panjang umur, panjang pula Ibadah kita...
InsyaAllah Surga sebagai ganjaran-Nya

Amiien, Ya Allah, Ya Mujiib, Ya Robbal Alamiiien...


Semoga bermanfaat dan terima kasih Ikhwan & Ichwat sekalian atas kutipannya

Jumat, 05 November 2010

Renungan Iedul Adha (Kendaraan ke Surga)


KENDARAAN KE AKHIRAT !

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban. Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.

Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan NabiAllah Ibrahim & Nabi Ismail.

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti. Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.

" Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.

" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.

" Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi.

" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" si pedagang bertahan.

" Satu juta lima ratus ribu ya ?" aku melakukan penawaran pertama

" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek.

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.

" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu ?" kataku

" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek

" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik ? " ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.

" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri. Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput" kata si pedagang meledek.

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan ke kambing lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu.

Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil. Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.

" Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang ? " kataku kemudian

" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah " katanya

Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi. Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar.

" Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas ? " katanya kagum

" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek." kata si pedagang setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.

" Weleh larang men regane (mahal benar harganya) ?" kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan " bisa di tawar-kan ya mas ? " lanjutnya mencoba negosiasi juga.

" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malas meladeni.

" Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki (Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini) Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas." katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya.
" Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah ya mas ? " lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.


Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.

" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah " si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan

" Ora ono ongkos kirime tho...? " (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih

" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek " mau di antar ke mana mbah ? " (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah)

" Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisa ditabung lagi)" kata si kakek sambil menerimanya " tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya), sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman, takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti, InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudah tahu)."

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail milikku. Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku. Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya. Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek.

Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan. Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta asing. Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya Yang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus.
TAPI APA YANG AKU PIKIRKAN ? AKU HANYA HENDAK MEMBELI HEWAN QURBAN YANG JAUH DI BAWAH KEMAMPUANKU YANG HARGANYA TIDAK LEBIH DARI SERVICE RUTIN MOBIL X-TRAIL, KENDARAANKU DI DUNIA FANA INI. SEMENTARA UNTUK KENDARAANKU DI AKHIRAT KELAK, AKU BERPIKIR SERIBU KALI SAAT MEMBELINYA.


Terimakaih Akhwan atas pencerahannya.
Semoga menyadarkan kita untuk ber Qurban & bermanfaat untuk kita semua. Amiiien


Jumat, 29 Oktober 2010

Keihlasan cinta Kisah nyata pengorbanan seorang istri shalehah




Cerita ini adalah kisah nyata…dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.

Bacalah semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.


Cinta itu butuh kesabaran…

Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita ???

************ *********


Hari itu,,,aku dengan nya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..

Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..

Pernikahan kami sederhana tapi sangat meriah…..

Ia menjadi pria yang sangat romantisan pada waktu itu.

Menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula

Ketika kami pacaran dia sudah sukses dalam karir nya.

Kami berbulan madu di tanah suci,,itu janjinya ketika kami berpacaran

Setelah menikah aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….

Aku sangat bahagia dengan nya,,diya sangat memanjakan aku…. Sangat
terlihat rasa cinta dan sayangnya pada ku.

Banyak orang yang bilang,kami pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali
bagaimana suamiku memanjakanku. Aku bahagia menikah dengannya.

************ ********* ********* ********* *********

5 Tahun sudah kami menikah, sangat tak terasa waktu berjalan, walaupun kami hanya berdua saja.

Karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil
di tengah keharmonisan rumah tangga kami.

Karena dia anak lelaki satu – satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk dapat meneruskan generasi nya…

Alhamdulillah suamiku mendukung ku…. Ia mengaggap Allah belum mempercayai
kami untuk menjaga titipan NYA.

Tapi keluarga nya mulai resah,, Dari awal kami menikah ibu & adiknya tidak menyukaiku,, aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari
mereka,,tapi aku menutupi dari suami ku…..

didepan suami ku,,mereka sangat baik pada ku,,tapi dibelakang suami ku,,aku
dihina – hina oleh mereka…

Pernah suatu ketika, 1 tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan,, , mobilnya hancur

Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi
seorang janda.

Ia dirawat dirumah sakit,,pada saat dia belum sadarkan diri,,aku selalu menemaninya siang & malam, kubacakan ayat – ayat suci Al – Qur’an,aku sibuk bolak – balik rumah sakit dan tempat aku melakukan aktivitas sosialku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karean kecelakaan.

Ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami,,aku melihat didalam kamarnya ada ibu, adik – adiknya dan teman – teman suamiku, dan satu lagi aku melilhat seorang wanita yg sangat akrab dengan ibunya. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar,,tapi aku tak boleh sedih di depannya.

Kubuka pintu yg tertutup rapat itu,sambil mengatakan “Assalammu’alaikum”
mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku,,, suamiku menatapku penuh manja,,mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup. Tangannya melambai,,mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya yg erat. Setelah aku menghampirinya, ku cium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum” , ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih tapi penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.
Ibu nya lalu berbicara sama aku …

“Fis, kenalakan ini Desi teman Fikri”

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya,
perempuan itu bernama Desi, dan diya sangat akrab dengan keluarga suamiku.
Dan akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga.
Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku biacara di dalam
ruangan,,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka – luka di kepala suamiku,,,baru sebentar aku membersihkan mukanya,,tiba – tiba adik ipar ku yg bernama Dian mengajakku keluar,ia minta ditemani ke kantin. Dan suamikupun mengijinkannya. Aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata ” lebih baik kau pulang saja ” Ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”

Aku pun tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat, karena sikologisnya masih labil,, Aku berdebat dengannya mengapa aku tidak boleh pamitan pada suamiku, tapi tiba – tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia mengatakan hal yg sama, ia akan memberi alsan pada suamiku mengapa aku pulang tak pamitan pada nya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah suamiku tetap saja membenarkannya, akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata. Sejak saat itu aku tidak pernah
diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dlm kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

************ ********* ********* ********* *********

Hari itu, aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi denagn yang lain.
Pagi itu, pada saat aku membersihakn pekarang rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit
kami, sambil melihat ikan – ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
Aku bertanya ” Ada apa kamu memanggil ku ?”

Ia berkata ” Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”

Aku menjawab ” Ia sayang aku tahu, aku sudah mengemasi barang – barang kamu di travel bag dan kamu sudah pegang tiket bukan ?”

“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sdh lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku kan pulang dengan mama ku ” Jawab nya tegas “Mengapa baru bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu
disana ?” tanya ku balik kepada nya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahu rencana kepulanggannya itu, padahal aku bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

” Mama minta aku yang menemani nya saat pulang nanti ” jawab nya tegas

” Sekarang aku ingin seharian dengan kamu, karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan ?” lanjut nya lagi sambil memeluk ku dan mencium keningku.
Hatiku sedih, dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.
Bahagianya aku, dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya. Walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarga nya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu pada ku karena suamiku sangat sayang pada ku, aku memutuskan agar ia saja yg pergi, dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.
Karena ini acara sakral bagi keluarganya. Jadi seluruh keluarga nya harus komplit, aku pun tak diperdulikan oleh keluarganya harus datang atau tidak, tidak hadir justru membuat mereka sangat senang, aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluannya
yang akan dibawa ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh
dipipiku lalu aku peluk erat dirinya, hati ini bergumam seakan terjadi sesuatu,,tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

Aku tidak pernah di tinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama - sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian tidak punya teman, hanya pembantu saja teman ngobrolku.

Hati ini sedih akan di tinggal pergi oleh nya.

Sampai keesokan hari nya, aku menangis..menangisi kepergiannya.
Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh
berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelpon ku.


************ ********* ********* ********* *********

Berjauhan dengan suamiku, sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah
aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadi aku tak terlalu kesepian di tinggal pergi ke Sabang.
Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami buruk,saat ia di sana aku pun jatuh sakit…rahimku sakit sekali seperti dililit oleh tali,,,tak tahan aku menhan rasa sakit dirahimku ini,sampai – sampai aku mengalami pendarahan,, aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki - lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena
kanker mulut rahim stdium 3…. Aku menangis,,apa yang bisa aku banggakan lagi,,mertuaku akan semakin menghinaku,, ,suami ku yang malang,,yang berharap
akan punya keturunan dari rahimku… Aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan aku
hanya memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku menunggu ia pulang,,kapan ia pulang, aku tak tahu..

Sementara suamiku disana,,aku tidak tahu mengapa ia selalu marah – marah jika menelponku,, bagaimana aku akan cerita kondisiku jika ia selalu marah - marah terhadapku,,

Lebih baik aku tutupi dulu,,dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama
ia berada di Sabang.
Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita pada nya.
Setiap hari aku menanti suami ku pulang, hari demi hari aku hitung….

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto - f oto kami, ponselku berbunyi, menandakan ada sms yang masuk.

Ku buka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms, ia menulis “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulang nya satu hari lagi, aku aku kabarin lagi”.

Hanya itu saja yang diinfokannya, aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba,,aku menantinya di rumah.
Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan aku akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir – akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubuka kan pintu untuknya ia pun mengucap salam, sebelum masuk aku pegang tangannya ke depan teras, ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan ku cuci kedua kakinya, aku tak mw ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami, setelah itu aku pun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksi nya …

Masya Allah ia tidak mencium keningku, ia langsung naik keatas, ia langsung mandi dan tidur,tanpa bertanya kabarku..

Aku hanya berpikiran, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada
tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.
Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangun kannya, aku helus mukanya, aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.


************ ********* ********* ********* *********

Aku mendengar suara mobinya, aku terbangun lalu aku liat dia dari balkon kamar kami dia bersiap – siap untuk pergi, aku memanggil nya tapi ia tak mendengar, lalu aku langsung ambil jilbabku, aku lari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku, aku mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi,,ada apa dengan suamiku…mengapa ia sangat aneh terhadapku ?

Aku tidak bisa diam begitu saja firasatku ada sesuatu.
Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku, kebetulan Dian yang angkat telpon nya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab “Loe pikir aja sendiri !!!” telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini ? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia pulang dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan ku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami, kami berbicara seperlunya saja, aku selalu di introgasinya, aku dari mana dan mengapa pulang terlambat, ia bertanya denagn nada yg keras, suamiku telah berubah.

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah di tuduh nya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat, sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu yang aku pegang, aku hanya berdo’a agar suamiku sadar akan prilakunya.
*******

2 Tahun berlalu, suamiku tak berubah juga, aku menangis tiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja kenal, kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna, walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiapi segala yang ia perlukan.
Penyakitku pun masih aku simpan dengan baik dan ia tak pernah bertanya obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah, aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji jadi aku tak perlu repot – repot meminta uang pada nya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh suami yang dulu aku puja, aku banggakan sekarang telah menjadi orang
asing, setiap aku tanya ia selalu meyuruhku untuk berpikir sendiri.
Tiba – tiba saja malam itu, setelah makan malam selesai, suamiku memanggilku.

“ya ada apa Yah !” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”

“Lusa kita siap – siap ke Sabang ya !” Jawabnya tegas “Ada apa ?” Mengapa ?” sahutku penuh dengan keheranan
Astaghfirullah. ..suami ku yang dulu lembut menjadi kasar, diya mebentakku, tak ada lagi diskusi anatara kami.

Dia mengatakan ” Kau ikut saja jgn byk tanya !!! ”

Aku pun lalu mengemasi barang – barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku yang tak ku kenal lagi.

2 Tahun pacaran, 5 tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buat ku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami sekarang menjadi dingin, sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak tapi aku tak bisa, suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang – barang, dia bilang perbuatan itu menunjukkan ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini sendiri.

************ ********* ********* ********* *********

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur, karena terus berpikir. Keluarga besar nya telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik – adiknya, aku tidak tahu ada acara apa ini..
Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dlm lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua itu telah ada sebelum suamiku lahir.
Tiba – tiba Tante Lia, tante yang sangat baik pada ku memanggil ku untuk segera berkumpul diruang tengah, aku pun ke ruang keluarga yang berada di tengah rumah besar itu, rumah zaman peninggalan belanda dimana langit - langit nya lebih dari 4 meter. aku duduk disamping suamiku, suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya pada nya, tiba – tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya membuka pembicaraan.

“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha ! ” Nenek nya bicara sangat tegas.. Dengan sorot mata yang tajam.
” Ada apa ya Nek ?” sahutku dengan penuh tanya..
Nenek pun menjawab ” Kau telah gabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda – tanda kehamilan yang sempurna, sebab selama ini kau selalu keguguran !!’

Aku menangis, untuk inikah aku diundang ke mari, untuk dihina atau di pisahkan dengan suamiku.

“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu, sebelum kau menikah dengannya, tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur, dan akhirnya menikahlah ia dengaa kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.

Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.
“Dan aku dengar dari ibu mertua mu kau pun sudah berkenalan dengannya”
Neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.

Sedangkan suamikku hanya diam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku
peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian.

Nenek nya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari pembicaraannya ialah dengan wajah yang sangat menantang ia berkata ” kau mau nya gimana ? kau di madu atau diceraikan ?”

Masya Allah…… kuat kan hati ini, aku ingin jatuh pingsan, hati ini seakan remuk mendengar nya, hancur hati ku, mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu tersebut, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

“Fish, jawab !! ” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab

Aku langsung memegang tangan suamiku, dengan tangan yang dingin dan gemetar
aku menjawab dengan tegas……. ..
” Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cinta ku di bagi, pada saat itu juga suami ku memandangku dengan tetesan air mata, tapi mata ku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.
Aku lalu bertanya kepada suami ku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabat ku dirumah kita nanti Yah ? ”

Suamiku menjawab ” Dia Desi ! ”

Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara ”
Kapan pernikahan nya berlangsung ? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan
ini Nek ?”

Ayah mertuaku menjawab “Pernikahannya 2 minggu lagi.”

” Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok” setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi, air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar, aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi,,sakit. ..diiringi akutnya penyakitku. Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini ?

Aku berjalan menuju ke meja rias, ku buka jilbabku, aku bercermin sudah tidak cantikkah aku ini, ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok, ku lihat wajahku,,ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis, kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba – tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suami ku datang, ia berdiri dibelakangku, , tak kuhapus air mata ini aku langsung memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan “terimah kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku, jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti ! iya kan ?”

Suami ku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya knp rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo, dalam hati ku mengapa ia sangat cuek ? ia sudah tak memanjakan ku lagi.. Lalu dia bilang bilang “sudah malam, kita istirahat yuk ” !

“Aku sholat isya dulu baru aku tidur” jawab ku tenaang.

Dalam sholat, dalam tidur aku menangis, ku hitung waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.
Aku tak tahu kalo Desi orang Sabang juga. Sudahlah ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku, diamana rasa sayang dan cintanya itu.

************ ********* ********* ********* *********

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.

Di laptop aku menulis saat – saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang tidur pulas, apa salahku sampai ia berlaku kejam kepada ku. Aku save di my document yang bertitle “Aku mencintaimu Suamiku ”

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar, aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, mungkin aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama,, lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

“Apakah kamu sudah siap ?”

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk ke dalam rumah ini, cucilah kaki nya sebagaimana kamu mencuci kaki ku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun - ubunya sebagaimana yang kamu lakukan pada ku dulu lalu setelah itu…..” tak sanggup aku ingin meneruskan pembicaraan ini, aku ingin menagis meledak

Tiba – tiba suamiku menjawab “lalu apa Bunda ?”

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk,aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar – binar…

“bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan ?” pinta ku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata ” Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda ?”
sambil ia menghelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sidikit membungkuk karena diya sangat tinggi, aku hanya sedada nya saja.

Dia tersenyum, sambil berkata ” Kita liat saja nanti ya !”
dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”
lalu ia mencium keningku, aku langsung memeluk nya erat dan berkata ” Ayah, apakah ini akan segera berakhir ? Ayah kemana saja ?
Mengapa ayah berubah ?
Aku kangen sama ayah ? Aku kangen belaian kasih sayang ayah ? Aku kangen dengan manjanya ayah ? Aku kesepian ayah ? Dan satu hal lagi yang harus ayah tau bahwa aku tidak pernah berzinah ! Dulu waktu awal kita pacaran,aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari.” Bukan bearti aku pernah berzina ayah. Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata ” Aku minta maaf ayah telah membuatmu susah”

Saat itu juga, diangkatnya badanku,ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali.
Tiba – tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku, dan ia bertanya ” bunda baik – baik saja kan” tanya nya dengan penuh khawatir.

“aku pun menjawab, bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik Yah” aku tak bisa bicara sekarang.
Karena dia akan menikah. Aku tak mau buat diya khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

************ ********* ********* ********* *********

Setelah tiba dimasjid, ijab qabul pun dimulai. Aku duduk di sebrang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu membuat hati ini
cemburu, ingin berteriak mengatakn “Ayah Jangan” tapi aku ingat akan kondisi ku.

Jantung ini berdebar kencang, ketika mendengar ijab qabul tersebut. Begitu ijab qabul selesai, aku menarik napas panjang, Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini, ya,,aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang – orang
yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku sangat aneh, wajahku yang selalu tersenyum tapi hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, tak mencuci kaki nya. Aku sangat heran dengan prilaku nya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini ?

Sementara itu Desi sambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku yang di musuhinya.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa !! Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tau apa yang mereka lakukan didalam.

1/3 malam, pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah, ku dekati
lalu ku lihat…. Masya Allah, suamiku tak tidur dengannya, ia tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus mukanya yang lelah, tiba – tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

“kamu datang ke sini, aku pun tau ” ia langsung berkata seperti itu, aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail, ia mengatakan “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku.
Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa Dan juga adik – adikku”

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah, apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku ekarang ini, aku telah meresakan kehadirannya saat ini. Tapi masih bisakah engaku ijinkan aku untuk mersakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus ?”

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi ?”

” Aku kangen sama kamu Bunda ” Aku tak mau menyakitimu lagi, kamu sudah terluka oleh sikapku yang egois” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, ” Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda…
Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalo bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti harta ayah, dan satu lagi ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya klo bunda gk mw berbuat seperti itu, dan seperti itu di beri tanda kutip ( “seperti itu” ), ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung, dan ayah berpikir klo bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu
ayah, terus ayah dimarahi oleh keluar ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda ”

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan didirinya, hanya karena omongan keluarganya, yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab “Aku sudah ceritakan itu kan Yah, akutidak pernah berzinah, dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa kamu, banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.
Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian di kamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluaraganya juga.
Karna aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

************ ********* ********* ********* *********

Keesokan harinya….. …..

Katika aku ingin bangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali..aku pendarahan.. suamiku kaget…

Suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit….

Jauh sekali aku mendengar suara zikir suamiku….

Aku merasakan tanganku basah…

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan
rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan ”
Bunda,,Ayah minta maaf ,,,,!!”

Berapa kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hati ku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku.

Aku berkata dengan suara yang lirih ” Yah….Bunda ingin pulang, bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya Yah….”

“Ayah jangan berubah lagi ya !!! Janji ya Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah ”

Tiba – tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakit nya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi, aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku, kulihat wajahnya yang tampan, linangan air matanya.

Sebelum mata ini tertutup ku lafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.

\\\\\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka,

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai
kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafas ku.

Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma, dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya bukti nya Ma. Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma ? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau
sangat baik tetapi dengan ku, menantumu kau bersikap sebaliknya.”

************ ********* ********* ********* *********

Setelah ku buka laptop, ku baca curhatan istriku
Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku

Aku dihina oleh mereka ayah.

Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ?

Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegornya karena dia adik iparku tapi aku disambut denagn wajah ketidak sukaannya. Sangat terlihat Ayah.

Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku.
Mengapa seperti itu ayah.

Aku tak bisa berbicara ttg ini padamu, karen aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.

Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.

Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku

Aku sangat marah….

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya.

Aku tak mau sakit hati lagi.

Ya Allah kuatkan aku,,maafkan aku

Engkau Maha Adil.

Berilah keadilan ini padaku Ya Allah

Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.

Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja - manja lagi padamu.

Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.

Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku.

Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu

Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui

Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku

Aku harus sadar diri

Ayah,,sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu

Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku ?

Ayah aku masih tak rela

Tapi aku harus ikhlas menerimanya

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya

Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku

Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir

Sebelum ajal ini menjemputku

Ayah…aku kangen ayah

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu Bun

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau Kayu ini

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan
keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.

Bunda akan selalu hidup dihati ayah.

Bunda… Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah…

Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku
tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak
perduli, dalam kesendirianmu. …

Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.

Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..

Bunda,,kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.

Aku menyesal telah asik dalam keegoanku..

Bunda maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat ditidurmu yang panjang.

Maafkan aku , tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu mengiyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana ?

Apakah Bunda tetap menanti ayah disana ? Tetap setia di alam sana ?

Tunggulah Ayah disana Bunda……

Bisakan ? Seperti Bunda menunggu ayah di sini…… Aku mohon…..

Ayah Sayang Bunda….

************ ********* ********* ********* *********

sumber:http://groups.yahoo.com/group/tentang-pernikahan

Kamis, 28 Oktober 2010

Cinta Cara Islami


Cinta Cara Islami

Pengenalan
Remaja dan cinta merupakan dua perkara yang bagaikan sudah sebati. Rasa cinta bertandang di dalam jiwanya tanpa diundang. Keinginan itu tidak payah dipelajari dan dicari. Lelaki inginkan cinta wanita dan begitulah sebaliknya. Walaupun ia kadangkala ia cuba dilawan, namun rasa 'ajaib' itu datang jua. Apalagi kalau cinta itu disuburkan, maka makin marak dan menggilalah jadinya. Bila cinta mencengkam diri, makan tak kenyang, tidur tak lena dibuatnya. Sedemikian indah dan damainya syurga, namun Nabi Adam a.s berasa kesunyian dan inginkan teman. Lalu Allah ciptakan Siti Hawa dari tulang rusuknya. Dan kita anak cucu pewaris rasa cinta itu
akan sentiasa rasa terpisah dan gelisah selagi tidak bersama yang dicintai.


Rasa Cinta Tidak Salah
Lalu hati remaja selalu berkata, apakah salahnya kami bercinta? Ya, rasa cinta memang tak salah. Ia adalah fitrah semulajadi yang Allah kurniakan kepada setiap manusia. Ingin cinta dan dicintai. Jiwa manusia memerlukan cinta seperti jasadnya perlukan makanan. Oleh kerana cinta adalah fitrah, maka tentulah tidak salah merasainya. Namun Allah tidak kurniakan rasa cinta secara polos begitu sahaja. Dia juga mencipta peraturan cinta demi menjaga kemurniannya. Peraturan inilah yang kerap dilanggar.
Rasa cinta tidak salah tetapi kesalahan selalu berlaku sewaktu menjalinkan hubungan cinta. Di sinilah remaja selalu terjebak. Cinta terlarang adalah cinta yang menafikan peraturan Allah. Ketika itu fitrah telah menjadi fitnah. Bila kehendak semulajadi tidak disalurkan atau diisi mengikut peraturan maka akan berlakulah kekalutan dan kemusnahan.

Mengapa perlu ada peraturan cinta?
Jawabnya, kerana Allah mencintai manusia. Allah inginkan keselamatan dan kesejahteraan buat manusia melaksanakan keinginan fitrah semulajadinya. Keinginan tanpa tanpa peraturan akan menyebabkan banyak kemusnahan. Begitulah hubungan cinta yang rlarang, akan membawa banyak implikasi negatif dalam kehidupan. Pengalaman sudah pun mengajar kita jangan sekali - kali bermain cinta, nanti terbakar diri. Sudah banyak tragedi yang berlaku akibat hubungan cinta yang membelakangkan Allah.
Cinta yang terlarang adalah cinta yang sudah dicemari oleh kehendak nafsu dan kepentingan diri. Keindahan cinta yang sudah tercemar ini tidak tahan lama. Sudah dapat yang dihajati, sudah terlaksana apa yang dikejar, cinta akan terkulai dan bersepai.


Hubungan cinta jangan dicemari oleh sebarang tindakan menyalahi syariat.
Lebih banyak perlanggaran hukum berlaku, lebih tinggilah risiko ke musnahan yang akan berlaku. Jangan kita tertipu dengan pesona cinta yang dihiasai pelbagai dan sumpah setia. Jangan kita mabuk dengan rindu dan asyik yang membuai dan melenakan. Seteguk kita minum dari cinta terlarang, racunnya akan meresap membunuh akal, jiwa d! an perasaan. Pada ketika itulah cinta dikatakan buta. Maka butalah mata hati dan mata kepala hingga seseorang akan menjadi hamba kepada sesiapayang dicintainya.
Ketika itu hati tidak nampak yang lain kecuali yang dicintai. Lupalah diri pada Pencipta cinta keran terlalu asyik dengan cinta yang dikurniakan-Nya.
Bagaimanakah perasaan agaknya, jika seseorang begitu leka dengan hadiah hingga terlupa bersalam dan berterima kasih dengan pemberinya?


Pohon Cinta Terlarang
Allah kerap dipinggirkan dalam hubungan cinta terlarang. Hukum-Nya dilanggar bukan dengan rasa bersalah tetapi dengan rasa manis dan megah.
Tangan kekasih dipegang walaupun jelas Allah mengharamkan sentuhan antara lelaki dan wanita yang bukan muhrim. Tergamak berdua - duaan di tempat sunyi walaupun sudah diperingatkan Nabi bahawa dalam keadaan begitu syaitan adalah pihak ketiga. Lebih dari itu pun banyak yang berlaku.
Semuanya seolah - olah halal hanya kerana cinta.
Racun - racun berbisa yang memusnahkan cinta telah dianggap sebagai baja. Akhirnya pohon cinta terlarang pun berbuah. Buah yang pahit, masam dan memabukkan. Buah yang muncul dengan pelbagai jenama yang aneh dan menjijikan - bohsia, bohjan , buang bayi, dan zina. Ketika itu indahkah cinta?

Peraturan cinta
Peraturan cinta bagai tanda - tanda dan lampu isyarat di atas jalan raya. Kereta diciptakan dengan kuasa untuk bergerak tetapi pegerakkannya perlu diatur dan dikawal. Jika tidak, dengan kuasa itu akan berlakulah perlanggaran dan pertembungan.
Begitulah cinta, ia adalah kuasa tetapi kuasa itu perlukan peraturan dan kawalan.

Apakah peraturan - peraturan dalam hubungan cinta?
Hendaklah cinta kita berdasarkan cinta Allah. Ertinya, cinta yang kita berikan kepadanya semata- mata kerana mengharapkan keredhaan Allah. Allah memberikan kita fitrah itu, lalu kita niatkan dengan fitrah itu boleh mendekatkan diri kita kepadaNya. Cintailah sesiapa pun tetapi, pastikan cinta itu dapat memudahkan kita mencai Allah. Sehubunagn dengan itu, cinta antara lelaki dan perempuan mestilah diniatkan untuk Allah.

Tetapi bagaimana?
Iringilah dengan niat untuk berkahwin kerana berkahwin itu lebih memudahkan seorang lelaki dan perempuan menyempurnakan agamanya. Oleh itu, usahlah bercinta sekadar untuk bersuka - suka . Lebih buruk lagi janganlah ada niat - niat yang jahat dalam bercinta samaada didorong oleh hasutan nafsu atau pujukan syaitan. Jika tidak ada niat untuk berkahwin cinta sudah pasti bukan kerana Allah. Hakikatnya cinta itu adalah cinta terlarang yang akan membawa kemusnahan. Cinta jenis ini, seburuk namanya - cinta monyet!

Penutup
Hendaklah dipastikan semasa menjalinkan hubungan cinta tidak ada hukum Allah yang dilarang antaranya , tidak ada pergaulan bebas, tidak ada pendedahan aurat , tidak ada pengabaian perkara asas, seperti meninggalkan sembahyang, puasa dan lain - lain.
Hubungan cinta jangan sampai terjerumus dalam perkara yang melalaikan dan merugikan . Maka, remaja seharusnya tidak mengeluh, "cinta namanya ini, jika tidak ada dating, perbualan telefon maraton, surat cinta, sentuhan tangan, kerlingan dan senyman?" Yakinlah, tidak ada keindahan dengan melanggar peraturan Allah. Putus cinta dan kecewa , bercinta yang begitu dominan dalam kehidupan remaja adalah disebabkan racun - racun cinta yang disangka baja ini. Justeru banyaklah cinta yang gagal disambung di alam perkahwinan dan lebih banyak
putus tanpa sempat menempuh perkahwinan. Allah maha Mengetahui dan Maha Menyayangi .
Segala peraturan-Nya dibuat dengan rasa cinta terhadap hamba-hambaNa. Cinta suci mampu tumbuh tanpa semua itu. Dan Cinta itu pasti membawa ke gerbang perkahwinan.

Wallahu'alam

Terimakasih atas suportnya, semoga slalu berkah dan bermanfaat.

Dikutip dari ahwat Yuni