Senin, 13 Juli 2015

JUTAAN KRISTEN MASUK ISLAM SETELAH MELIHAT VIDEO DR ZAKIR NAIK INI SUBHANALLAH




Semoga bermanfaat 
Silahkan tampilkan video berikut :

www.youtube.com/watch?v=2rV4wm1ETJM

Ini yang Dilakukan Ibu Tiga Hafizh termuda di dunia, Saat Hamil


INILAHCOM, Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. [ ]
- See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.RBWM5xAO.dpuf


Ingin punya anak yang hafal Al Qur’an ? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diterapkan.
Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Qur’an:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Qur’an sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Qur’an

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:

رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Ali Imran: 35)
Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Qur’an.
Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Qur’an pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Qur’an al Karim di Jeddah dan al Hai’ah al ‘Alamiyah li Ta’lim al Qur’an al Karim milik Rabithah al ‘Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.
Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Qur’an 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.
Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Qur’an 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.
Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi 3 hafiz termuda di dunia. Masya Allah…


Agar Tak Lupa Hafalan 

Al Quran, 

Ini Tips dari Orangtua 

3 Hafizh Termuda di Dunia


Salah satu keluhan banyak orang yang berusaha menghafal Al Qur’an adalah mudah lupa. Malam hari hafal, besuk siangnya sudah lupa. Hari ini hafal, pekan depan lupa. Bagaimana agar tidak lupa hafalan Al Quran, berikut ini tips dari Dr. Kamil el Laboody dan Dr. Rasya Abdul Mun’im el Ghayyar, orangtua dari 3 hafizh termuda di dunia:

Membiasakan shalat tahajud

Ketika seseorang mengeluh mengapa ia mudah lupa hafalan Al Quran, Dr. Kamil el Laboody menyarankan agar orang tersebut membiasakan shalat tahajud. Shalat tahajud merupakan sarana mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dahsyat dan berefek pada bersihnya hati sehingga mudah mengingat Al Quran. Sebaliknya, hafalan Al Quran sulit bersatu dengan hati yang kotor.

Memperbanyak doa

Sebab Allah-lah yang menguasai hati manusia. Dia yang menurunkan kalam-kalam sucinya sebanyak 114 surat. Dia pula yang berkehendak meletakkan hafalan kalam suci ke dalam hati hamba yang dikehendakiNya. Maka perbanyaklah doa kepada Allah, khususnya di sepertiga malam yang terakhir setelah shalat tahajud agar Allah berkenan menjadikan kita penghafal Al Quran.

Mengulang hafalan dalam shalat sunnah

Surat atau ayat yang telah dihafal hendaknya dibiasakan dibaca saat shalat sunnah. Dengan demikian, hafalan itu terjaga secara berulang-ulang dalam waktu yang lama.

Wirid harian

Ketika diwawancarai oleh penulis buku Rahasia Sukses 3 Hafizh Qur’an Cilik Mengguncang Dunia, Dr. Rasya Abdul Mun’im el Ghayyar menyarankan agar penghafal Al Quran merutinkan wirid harian. Setelah ketiga anaknya hafal 30 juz, mereka bertiga rutin membaca tiga juz Al Quran setiap hari. Wirid harian dengan membaca tiga juz inilah yang menjadi muraja’ah mereka. Untuk menyelesaikan wirid harian tiga juz ini, mereka rata-rata membutuhkan waktu 2,5 jam.
Dengan empat tips ini, terbukti Tabarak, Yazid dan Ziinah bukan hanya hafal Al Quran di usia 4,5 tahun sehingga menjadi 3 hafizh termuda di dunia, namun Allah juga menjaga hafalan mereka.
Sumber : Muchlisin BK Bersamadakwah
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.ImNwmtCs.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.ImNwmtCs.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.ImNwmtCs.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.ImNwmtCs.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.8hbc3Pid.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.8hbc3Pid.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.8hbc3Pid.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.8hbc3Pid.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.8hbc3Pid.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.8hbc3Pid.dpuf
Jakarta -- Ingin punya anak yang hafal Al Quran? Cara yang dilakukan oleh Rasya el-Ghayyar, ibu dari 3 hafizh termuda di dunia (Tabarak, Yazid, Zeenah), ini bisa diadopsi.

Ketika Rasya hamil, ia melakukan sedikitnya tiga hal yang terkait langsung dengan cita-cita memiliki anak penghafal Quran:

Banyak Tilawah

Doktor yang menjadi dosen di Batterje Medical College itu biasa membaca Al Quran sejak sebelum menikah. Ketika ia hamil, kebiasaan tilawah itu terus ia lakukan. Bahkan bisa lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Menghafal Al Quran

Selain banyak tilawah, Rasya juga berusaha menambah hafalannya ketika ia mengandung baik anak pertama (Tabarak), anak kedua (Yazeed), maupun anak ketiga (Zeenah).

Berdoa

Rasya sering memanjatkan doa khusus pada waktu hamil. Ia berdoa sebagaimana doa istri Imran yang mulia:



"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat. Karena itu, terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Ali Imran: 35)

Sembari berdoa, Rasya menadzarkan anaknya menjadi anak yang taat kepada Allah dan berbakti untuk Al Quran.

Biidznillah, doa itu kemudian dikabulkan Allah. Tabarak yang lahir pada 20 Dzulhijjah 1423 H bertepatan dengan 22 Februari 2003, mulai menghafal Al Quran pada usia 3 tahun dan menjadi hafizh pada usia 4,5 tahun. Ia lulus ujian al Jamiyyah al Khairiyah li Tahfizh al Quran al Karim di Jeddah dan al Haiah al Alamiyah li Talim al Quran al Karim milik Rabithah al Alam al Islami dengan predikat mumtaz (cumlaude). Tabarak tercatat sebagai hafiz termuda di dunia.

Anak kedua, Yazid Tamamuddin juga hafal Al Quran 30 juz pada usia 4,5 tahun. Ia bahkan mendapatkan nilai lebih tinggi dari kakaknya. Meskipun sama-sama mumtaz, Tabarak mendapat nilai 90 dan Yazeed mendapat nilai 95.

Anak ketiga juga demikian. Zeenah el Laboody hafal Al Quran 30 juz pada usia kurang dari lima tahun.Akhirnya, jadilah ketiganya menjadi tiga hafiz termuda di dunia. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2220944/ini-yang-dilakukan-ibu-tiga-hafizh-anak-saat-hamil#sthash.8hbc3Pid.dpuf

Rabu, 08 Juli 2015

Izinkan Saya Berzina dengan Anak Bapak


(AstagfirulAllah... Sampaikan walau satu ayat dan pahit sekalipun!)
Suatu hari sepasang muda-mudi akan pergi untuk berjalan-jalan. Setibanya pemuda di rumah orang tua sang gadis untuk menjemputnya.
Gadis: Masuk dulu ya,  bertemu sama ayah dulu
Pemuda : Boleh kah?Gadis: Masuk saja, saya bersiap-siap dulu.
Masuklah sang pemuda melalui pintu utama. Pintu yang siap terbuka mengelu-elukan kedatangan si pemuda.
Pemuda : Assalamualaikum.
Ayah Gadis : waalaikumussalam !
Mendengar lantangnya suara Ayah si gadis, si Pemuda kaku membatu. Lantas si gadis menyadarkan pemuda dari lamunan itu. Entah apa yang dipikirkannya.
Gadis : Mari, silahkan duduk
Pemuda : eh.,iyaa
Setelah mengucapkan salam dan berjabat tangan, duduklah si Pemuda di kursi yang hampir menghadap Ayah si gadis. Hanya koran yang menjadi ‘sitroh’ antara mereka.
Ayah Gadis : hendak jalan kemana hari ini ?
Pemuda : ke Kota saja Pak, gadis bapak mau mencari barang katanya. entah barang apa saya tidak tahu.
Ayah Gadis : oh..
Pemuda : . . .
Hampir 5 menit suasana senyap tanpa suara. Dan ibu si gadis keluar dari ruang belakang membawa air dan kue kering. Si Pemudapun tersenyum manis.
Ibu Gadis : Silahkan diminum dulu nak. Kamu sudah sarapan ?
Pemuda : eh, Sudah Bu. Terima kasih.
Ibu Gadis : kamu ini malu-malu segala dengan kami.
Pemuda : maaf bu saya hanya sungkan Bu. Hehehe
Ayah Gadis : kapan kamu mau mengirim rombongan (lamaran) ?
Ibu Gadis : eh, ayah ini ? tersenyum  pura-pura malu
Pemuda : hmm. Saya belum memiliki banyak uang Pak. Hehehe
Ayah Gadis : kamu bawa anak kami kesana-kemari. Apa orang kata nanti ?
Pemuda: (sebenarnya Malu dengan orang lain, serta malu dengan Allah). Setiap kami pergi kami selalu naik mobil Pak, tidak pernah berdekatan apalagi sampai bergandeng tangan. Oh iya, bisa saya tanya sedikit Pak ?
Ayah Gadis : tentu saja, silahkan !
Pemuda : bapak dan ibu ingin saya menyediakan uang berapa untuk lamaran ini ?
Ibu Gadis : kalau bisa Rp.20.000.000,-
Ayah Gadis : ehh, tapi kalau bisa lebih besar dari orang sebelah yang naksir juga sama gadis.
Pemuda : Maaf, Berapa itu Bu?
Ayah Gadis : Rp.40.000.000,- syukur-syukur bisa lebih
Pemuda : (Ya Allah, whhooa.. Rp.40.000.000,- darimana saya dapat uang sebanyak itu, aduh) Besar sekali Pak, apakah tidak bisa lebih sedikit, kita buat acara sederhana saja. Cukup mengudang keluarga, saudara dan tetangga dekat?
Ayah Gadis : itu nasib kamu nak, kamu yang akan menikahi anak kami. Lagi pula dialah satu-satunya anak perempuan kami.
Si Pemuda pun hampir hilang akal ketika disebutkan ‘harga’ si gadis itu. Dan si Pemuda mencoba kembali berdiskusi dengan orang tua gadis pujaan hatinya.
Pemuda : Boleh saya bertanya lagi, apakah anak bapak pandai memasak ?
Ayah Gadis : hmm,.boro-boro. Bangun tidur saja jam 10 lebih, bukan bangun pagi lagi itu. Habis bangun terus langsung makan siang.
Ibu Gadis : Apa sih ayahnya ini, anaknya mau dijadikan istri, dia malah cerita yang jelek-jelek.
Ayah Gadis : Ibunya pun sama !   suka terlambat bangun juga.
Ibu Gadis : ih ayah ini !
Pemuda: (bengong) Ehh.. iya cukup pak,
sekarang saya sudah tau. Kalau boleh bertanya lagi, bisa kah dia membaca Qur’an?
Ibu Gadis: bisa sedikit-sedikit kok
Pemuda : belajar dengan maknanya?
Ibu Gadis : mungkin.
Pemuda : hmm.
Ibu Gadis : kenapa?
Pemuda : Oh, tidak apa – apa bu. Pertanyaan terakhir, apakah dia rajin sholat?
Ayah Gadis : Apa maksud kamu tanya semua ini !?  Dia kan dekat dengan kamu. Harusnya kamu juga tahu.
Pemuda : Setiap sedang diluar dan saya ajak sholat, dia selalu bilang sedang datang bulan. Sedikit – sedikit datang bulan. Saya jadi bingung, sebenarnya dia bisa sholat tidak.
Ayah dan Ibunya begitu kaget. Dan pada wajahnya begitu kemerahan menahan amarah.
Pemuda : Boleh saya sambung lagi. Dia tak bisa masak, tak bisa sholat, tak bisa mengaji, tak bisa menutup aurat dengan baik. Sebelum dia menjadi istri saya, dosa-dosanya juga akan menjadi dosa bapak dan ibu. Lagipula tak pantas rasanya dia dihargai Rp.40.000.000,-. Kecuali dia hafidzah Qur’an 30 juz dalam kepala, pandai menjaga aurat, diri, dan batasan-batasan agamanya. Barulah dengan mahar Rp.100.000.000,- pun saya usahakan untuk membayar.

Tapi jika segala sesuatunya tidak harus dibayar mahal mengapa harus dipaksakan untuk dibayar mahal ? Seperti halnya mahar. Sebab sebaik-baik pernikahan adalah serendah-rendah mahar. Mata ayah si gadis ditatap tajam oleh mata ibu si gadis. Keduanya diam tanpa suara.
Sekarang ketiganya menundukkan kepala. Memang sebagian adat menjadikan anak perempuan untuk dijadikan objek pemuas hati menunjukkan kekayaan dan bermegah-megah dengan apa yang ada, terutama pada pernikahan. Adat budaya mengalahkan masalah agama. Para orang tua membiarkan bahkan menginginkan anak perempuan dihias dan dibuat pertunjukkan di muka umum.
Sedangkan pada saat akad telah dilafadz oleh suami, segala dosa anak perempuan sudah mulai ditanggung oleh si suami.
Ayah Gadis : tapi kan, ayah hanya ingin anak ayah merasakan sedikit bangga. Hal seperti itu kan hanya terjadi sekali seumur hidup.
Pemuda : Bapak ingin anak bapak merasakan kebanggaan?
Ibu Gadis : tentulah kami berdua pun turut gembira.
Pemuda : sungguhkah demikian ? boleh saya sambung lagi ? bapak, ibu... saya bukanlah siapa – siapa. Sekarang dosa anak Bapak, Bapak juga yang tanggung. Esok lusa setelah akad nikah terus dosa dia saya yang tanggung.

Belum lagi pasti bapak dan ibu ingin kami bersanding lama di pelaminan yang megah, anak Ibu dirias dengan riasan secantik-cantik­nya dengan make up dan baju paling mahal, di hadapan ratusan undangan agar kami terlihat mewah pula. Salain setiap mata yang memandang kami akan mendapat dosa. Apakah begitu penting hal tersebut jika dalam kehidupan sehari-hari kita malah berusaha untuk hidup sesederhana mungkin tanpa berlebih-lebihan.
Ibu si gadis segera mengambil langkah mudah dengan menarik diri dari pembicaraan itu. Si ibu tahu, si pemuda berbicara menggunakan fakta islam. Dan tidak mungkin ibu si gadis dapat melawan kata si pemuda itu.
Ayah Gadis : Kamu mau berbicara ceramah agama di depan kami ?
Pemuda : ehh. maaf pak. Bukan saya hendak ceramah / berbicara / mengajari masalah agama. Tapi itulah hakikat. Terkadang kita terlalu memandang pada adat sampai lupa agama.
Ayah Gadis : sudah lah. Kamu sediakan Rp.40.000.000,- kemudian kita bicarakan lebih lanjut. Kalau tidak ada, kamu tak bisa jalan-jaln kimpoi dengan anak ku !
Pemuda : Semakin lamalah hal itu dapat say wujudkan. Mungkin di umur saya 30 atau lebih, saya baru bisa mengumpulkan uang tersebut dan bisa  meminang anak bapak.
Baiklah, .kalau memang bapak berharap tetap demikian, maka "Izinkan saya berzina dengan anak bapak" ?
Ayah Gadis : hei !!! Keluar Kamu !!! kamu sudah berlebihan !, jaga baik-baik omongan kamu itu.
Pemuda : dengar dulu penjelasan saya pak. Apa bapak tahu alasan orang berzina dan banyak orang hamil/memiliki anak di luar nikah? Sebab salah satunya hal seperti inilah pak. Selalu saja orang tua perempuan menempatkan puluhan juta bahkan ada yang milyaran rupiah untuk mahar, itu berarti harus menunggu si pria mempunyai pekerjaan dengan gaji begitu tinggi, sampai pihak pria terpaksa menunda keinginan untuk menikah. Tetapi cinta dan nafsu kalau tidak diwadahi dengan baik, setan yang jadi pihak ketiga untuk menyesatkan manusia.

Terlebih di zaman seperti ini yang cobaan dan kondisinya tidak seperti zaman bapak dan ibu dulu. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas memuaskan nafsu serakah dengan berzina. Pertama memang hal yang ringan-ringan dulu pak, pegang-pegangan tangan, saling memeluk, dan sebagainya. Tapi semakin lama akan menjadi hal berat. Yang berat-berat itu bapak sendiri pun bisa membayangkan.
Ayah Gadis : lantas apa kaitan kamu dengan hendak berzina   !?
Pemuda : Begini logikanya. Sepertinya yang terjadi dengan anak-anak lainnya. Bapak tidak memberi izin kami menikah sekarang, mau bapak ada berpuluh juta uang dulu baru bisa menikah.

Kami hendak melepaskan nafsu bagaimana pak ? setiap harinya kami mengenal lebih dekat dan semakin dewasa. Gadis bapak meminta saya berkunjung, itu berarti semakin cinta saling melepas rasa rindu. Susah pak, itu Nafsu yang diberikan kepada manusia. Sebab itu saya dengan rendah hati meminta izin pada bapak untuk berzina dengan anak bapak. Terlepas apakah yang penting bapak tahu saya dan dia hendak berzina. Sebab rata-rata orang yang berzina itu orang tua tidak tau pak, tidak. Kelihatannya pemuda -pemudi zaman sekarang biasa-biasa saja padahal sebenarnya sudah pernah bahkan sering berzina. Ironisnya banyak orang menganggap hal itu tidak tabu lagi. Berzina bukan  hal yang ehem-ehem saja. Ada juga zina-zina ringan ; zina mata, zina lidah, zina telinga dll. Karena sebab hal ringan itu lah yang akan menjadi berat.
Ayah Gadis : hmm. Kamu ini begitu pelik dan memperumit saja. Beruntung kamu bukan orang lain. Kalau orang lain, sudah dari tadi saya angkat parang. 
Begini nak, Tapi kalau tidak ada uang, bagaimana kamu akan memberi dia makan??
Pemuda : hehe. Bapak. lupakah Bapak dengan apa yang telah Allah pesankan pada kita.


Dan menikahlah orang-orang bujang (pria dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang yang sholeh dari hamba-hamba kamu, pria dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka. sesungguhnya karunia Allah Maha luas (rahmat dan karunianya), lagi Maha Mengetahui.” (An Nur 32).
Apakah kita tak yakin dengan apa yang Allah janjikan. Bapak dan Ibu juga pernah lah menjadi muda. Masalah datangnya harta, selagi kita terus berusaha itu adalah Rahmat-Nya yang sudah ditakdirkan pada tiap-tiap hamba-Nya. Lagipula pak, kalau makan dan minum itu Insya Allah, saya sanggup untuk memberikannya. Tempat tinggal bisa kita bicarakan lagi. Kalau hal ini bisa menghalangi kami dari melakukan dosa dan sia-sia. Apakah tidak lebih baik disegerakan. Bapak pun tak mau hal-hal tak tidak diinginkan terjadi.
Bapak si Gadis Diam tanpa kata, merenung kata – kata si pemuda, berusaha memikirkan cara untuk mematahkan kata-kata si Pemuda. Dan ayah si gadis mendapat akal.
Ayah Gadis : kamu tahulah zaman sekarang ni. Kalau mengikuti cara kamu itu. Mungkin kamu tidak suka dengan acara persandingan yang mewah, Bapak bisa terima. Tapi kamu apa bisa menerima apa yang akan orang-orang katakan. Orang akan mengatakan anak aku ‘kecelakaan’ dan terpaksa menikah dengan kamu. Mau ditaruh dimana muka ini.
Pemuda : bagus juga pikiran bapak itu. Kalau ‘kecelakaan’ mana mau saya menikahi anak bapak. Karena akan selamanya menjadi haram, orang yang zina tidak akan pernah menjadi halal sekalipun dengan pernikahan. Kalau bapak memaksa ya sudah. Bisa ikut nikah masal kan bagus juga bisa berhemat tapi tetap ramai.
Ayah Gadis : serius lah nak!
Pemuda : begini pak, sekali lagi rasanya tidak perlu membayar puluhan juta dan mahar yang berlebihan sehingga memaksa diluar kemampuan. Tapi saya tak mengatakan tidak ada walimatul urus. Sedang walimatul urus itu tetap perlu dan disesuaikan dengan kemampuan. itu cara islam. Saya bukan hendak macam-macam dengan bapak. Syariat memang seperti itu. Maha baiknya Allah sebab masih menjaga kita selama ini, tapi hal sepele seperti ini pun kita masih memandang ringan dan kita tak percaya dengan apa yang telah Allah janjikan.
Saya benar-benar minta maaf kalau ada kata-kata saya yang membuat bapak tidak senag terhadap saya. Tidak juga bermaksud tidak takdzim dengan bapak dan ibu. Segalanya kita serahkan pada Allah, kita hanya bisa merencanakan saja.

Azan dzuhur berkumandang, jaraknya tidak sampai 10 rumah dengan rumah si gadis. Si pemuda memohon untuk ke surau dan mengajak bapak si untuk pergi bersama. Namun ajakan ditolak dengan lembut. Lantas sang pemuda memberi salam dan memohon untuk keluar.
Di pinggir jendela tua si gadis melihat si pemuda mengeluarkan kopiah dari sakunya dan segera di pakainya. Lalu masuk mobil dan hilang dari penglihatan si gadis tadi.
Sedang si gadis yang sedari tadi berdiri di balik tirai bersama ibunya meneteskan air mata mendengar curahan kata-kata si pemuda terhadap ayahnya. Kerudung lebar pemberian si pemuda sebagai hadiah padanya yang lalu digenggam erat. Ibu si gadis juga meneteskan air mata melihat pada perilaku anaknya. Segera ibu dan si gadis ke ruang tamu menghadap ayahnya.
Ibu Gadis : Apa yang anak itu katakan benar. Kita ini tak pernah memperhatikan syariat-syariat ringan agama selama ini. Terlalu melihat dunia, adat dan apa kata orang. Padahal mereka tak pernah juga peduli pada kita.
Ayah Gadis : hmm.. entahlah, ayah tak tahu. Begitu keras yang anak itu katakan tadi. Dia berpesan tadi, kamu suruh bersiap, lalu setelah dzuhur dia jemput kamu.
Gadis : sudah tidak ada semangat untuk pergi ayah. Kemudian si gadis menggapai telepon genggamnya dan mengetik pesan.
Si Pemuda yang selesai mengambil wudhu tersenyum saat membaca pesan yang baru saja diterima dari si gadis,
Andai Allah telah memilih dirimu untukku, aku ridho dan akan terus bersama mu, apapun yang ada pada dirimu dan yang kamu miliki, aku juga akan terus pada agama yang ada padamu. Siang ini ga ada mood untuk keluar, maaf. Minggu depan ayah menyuruh kirim rombongan (lamaran) untuk ke rumah.“
***
Terkadang kisah seperti diatas masih saja sering terjadi. Wahai kalian pemuda dan pemudi yang dirahmati Allah, jika kalian merasa telah mampu dan yakin untuk menikah. maka segerakanlah. Sungguh- sungguh merugi orang yang menunda-nunda terhadap rahmatnya Allah. 
Semoga bermanfaat 
Silahkan SHARE dan berikan KOMENTAR ya.
Dikutip dari sebarkan.com by Salman Al-fasyimy
Gambar Ilustrasi: Wanita Muslimah by Google